Saudaraku yang baik hati, setelah memahami makna khusyu’, perbedaan hati yang khusyu’ dengan hati yang lalai, selanjutnya adalah memahami cara menuju khusyu dalam shalat. Dengan kata lain, menyelamatkan diri dari bisikan-bisikan syaitan Khanzab ketika shalat. Namun harus kita sadari bahwa khusyu’ dapat diraih semata-mata atas izin dan pertolongan dari Allah SWT. Oleh sebab itu, untuk meraih khusyu’ dituntut ketundukan dan kepasarahan hati yang total kepada Allah SWT. Cara menuju khusyu’ dalam shalat adalah:
1. Lakukan takbiratul ihram dengan benar, dan jadikan takbiratul ihram sebagai memulai menghadap Allah SWT dan jadikan takbiratul ihram sebagai pernyataan dan pengakuan bahwa Allah Maha Besar dan semua urusan dunia kecil dan tidak pantas untuk dibawa-bawa dalam menghadap Allah SWT yang Maha Besar.
2. Yakinkan pada diri kita bahwa apa yang sedang diucapkan/dibaca itulah perkara yang paling besar dan paling penting dan semua urusan dunia itu kecil dan tidak pantas untuk dibawa-bawa dalam mengahdap Allah yang Maha Besar. Jika tiba-tiba hati kita lalai, maka secepatnya kembali fokus pada apa yang sedang diucapkan/dibaca.
Misalnya, Jika sedang membaca atau mengucapkan الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ maka di hati menghayati makna bacaan, yaitu Segala pujian bagiMu ya Allah yang telah memberikan berbagai nikmat kepadaku wahai Tuhan seluruh alam. Inilah seharusnya isi hati kita saat itu dan dilanjutkan dengan mempersembahkan bacaan dan makna bacaan tersebut ke hadirat Allah SWT yang ada di atas Arsy. Tidak boleh ada hal yang lain dalam hati kecuali hal tersebut.
3. Cara mempersembahkan bacaan ketika shalat agar selamat dari gangguan syaitan:
Saudaraku yang baik hati, setelah kita memahami cara mempersembahkan ucapan/bacaan dalam shalat, kita akan membahas bagaimana proses mengucapkan/ membaca bacaan dalam shalat agar selamat dari gangguan syaitan. Ibnul Jauzi Rahimahullah menjelaskan bahwa pihak musuh (syaitan) tidak henti-hentinya mengintai benteng hati. Terkadang mereka melakukan serangan dan berhasil memasukinya, akan tetapi sang penjaga hati kemudian sukses menghalau mereka sehingga mereka keluar, terusir lagi. Namun terkadang syaitan berhasil masuk dan merusak apa yang ada di dalam benteng hati. Bahkan terkadang mereka tinggal di dalamnya, semata-mata karena kelalaian sang penjaga hati.
Sesungguhnya syaitan senantiasa berjaga-jaga dan mengintai hati seseorang sampai menunggu hati orang tersebut tidak dijaga oleh pemiliknya. Dan di saat pemilik hati lalai dalam menjaga hatinya untuk mengingat Allah SWT, maka disaat itulah syaitan masuk dan membisikkan. Bisikan yang dilakukan oleh syaitan terhadap hati orang yang sedang melaksanakan shalat adalah membisikkan apa-apa yang tidak diingat oleh pemilik hati tersebut. Misalnya lupa dimana kunci diletakkan, lupa ada janji dengan orang lain, lupa ada yang harus dibayar atau ditagih dan sebagainya.
Untuk mengatasi tipu daya syaitan tersebut, berikut ini adalah cara yang dapat dilakukan yang insya Allah hati kita akan selamat dari lalai dalam shalat.
1. Pandangan mata ke tempat sujud, dengan pandangan yang tidak sampai dibawa ke pikiran (Jangan memejamkan mata saat melaksanakan shalat, karena memejamkan mata dalam shalat hukumnya makruh ).
2. Lakukan membaca atau mengucapkan bacaan shalat dengan urutan berikut ini:
- Beri tugas kepada ingatan dan pikiran kita untuk mempersiapkan apa yang akan dibaca atau diucapkan oleh mulut. Sehingga ingatan dan pikiran kita akan fokus bekerja untuk mempersiapkan apa yang akan dibaca atau diucapkan oleh mulut. Sehingga tidak akan masuk ingatan dan pikiran kepada yang lain.
- Selanjutnya bacaan yang telah dipersiapkan oleh ingatan dan pikiran diucapkan oleh mulut.
- Selanjutnya ucapan/bacaan yang diucapkan oleh mulut diterima oleh telinga.
- Selanjutnya apa yang didengar oleh telinga diterima oleh hati.
- Selanjutnya hati menghayati makna dari bacaan tersebut
- Selanjutnya hati mempersembahkan bacaan tersebut ke kadirat Allah SWT seraya dibarengi dengan harapan semoga Allah SWT menerima persembahan bacaan tersebut.
Inilah cara atau jalan yang dapat ditempuh untuk melatih diri menuju shalat yang khusyu’. Jika semua potensi diri telah mempunyai tugas masing-masing dalam shalat, maka semua potensi diri tersebut akan fokus atau khusyu’ dengan tugasnya tersebut.
Contoh:
1. Melakukan takbiratul ihram:
- Berdiri tegak sempurna menghadap kiblat dan menyadari sedang menghadap Allah SWT yang Maha Agung, Maha Suci dan Maha Besar, sehingga hati dalam keadaan tenang, fokus dan merendahkan diri dan menghinakan diri di hadapan Allah SWT.
- Setelah di hati memasang niat shalat (atau bagi yang berlafadz niat), selanjunya pikiran dan ingatan mempersiapkan bahwa akan mengucapkan takbir (الله أَكْبَر).
- Mengangkat tangan, jari-jari tangan sejajar dengan bahu atau telinga diikuti seraya mulut mengucapkan takbir (الله أَكْبَر) sesuai dengan apa yang ada di ingatan dan pikiran.
- Selanjunya ucapan takbir (الله أَكْبَر) didengar oleh telinga
- Selanjutnya apa yang didengar oleh telinga diterima oleh hati
- Selanjutnya hati menghayati makna ucapan الله أَكْبَر yaitu bahwa hanya Allah SWT yang Maha Besar dan semua urusan kehidupan duniawi adalah kecil dan tidak pantas untuk dibawa-bawa ke hadapan Allah SWT.
- Setelah dihayati makna الله أَكْبَر , selanjutnya hati mempersembahkan kata dan makna الله أَكْبَر ke hadirat Allah SWT dengan penuh adab dan pengagungan kepada Allah SWT.
- Maka sejak itu hati berazam untuk menjaga tetap fokus kepada apa yang dipersembahkan ke hadirat Allah SWT dan tidak mambawa-bawa urusan dunia dan tidak memberikan kesempatan bagi syaitan (Khanzab) untuk melancarkan tipu dayanya.
- Proses yang terjadi pada saat melakukan takbiratul ihram digambarkan seperti berikut ini.
Saudaraku yang baik hati, untuk melatih kekhusyu’an, ikutilah alur proses di atas dalam melakukan takbiratul ihram. Silahkan dilatih-latih sampai takbiratul ihram yang dilakukan benar-benar mencapai pada keadaan batin seperti yang telah diuraikan di atas. Teruslah berdo’a kepada Allah SWT semoga diberikan pertolongan oleh Allah SWT untuk meraih kekhusyu’an dalam shalat.
2. Mengucapkan atau membaca : الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Apabila kita sedang melakukan shalat sendirian atau tidak berjamaah, maka seluruh bacaan shalat dibaca secara sirr atau suara tidak dikeraskan. Langkah-langkah di atas merupakan cara atau jalan terutama bagi saudaraku yang masih awam dengan khusyu’ dalam shalat. Sehingga langkah-langkah tersebut akan mempolakan pandangan, pikiran, ingatan, ucapan, pendengaran dan hati kita menuju khusyu’. Selanjutnya akan diikuti oleh seluruh anggota badan.
Untuk lebih memahami alur proses dalam mempersembahkan ucapan/bacaan dalam shalat, coba saudaraku perhatikan gambar berikut ini.
Masing-masing komponen pada tubuh fokus atau khusyu’ menjalankan tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada peluang bagi syaitan untuk masuk dan mengganggunya. Lakukanlah demikian dari awal bacaan shalat sampai salam. Hal ini perlu latihan dan membutuhkan waktu yang cukup lama bagi yang masih awam. Karena memang dibutuhkan perjuangan yang gigih untuk mencapainya. Hal ini disebabkan karena syaitan yang bernama Khanzab juga sedang berjuang untuk menggagalkan kita dari kekhusyu’an selama melaksanakan shalat.
Jika shalat berjamaah, pada setiap imam mengucapkan/membaca bacaan shalat, maka lakukanlah seperti alur kerja pada gambar 14. Tetapi pada saat membaca sendiri, maka lakukanlah seperti alur kerja pada gambar 13.
Saudaraku yang baik hati, jika kita perhatikan pada alur proses di atas terlihat pada langkah 5 hati melaksanakan tugasnya untuk mempersembahkan bacaan ke hadiarat Allah SWT. Langkah 5 ini dapat kita gunakan sebagai kontrol untuk memastikan setiap bacaan yang diucapkan apakah benar-benar telah dipersembahkan ke hadiart Allah SWT atau tidak. Hati kita akan tahu bacaan mana yang tidak dipersembahkan ke hadirat Allah SWT akibat kelalaian hati kita sendiri. Sehingga setelah selesai melaksanakan shalat, kita pun akan tahu berapa banyak bacaan yang tidak dipersembahkan ke hadirat Allah SWT. Disinilah letak perjuangan hati kita dalam meraih kekhusyu’an dalam shalat.
Syaitan yang bernama Khanzab dengan kemampuan yang dimilikinya, ia akan mengganggu orang yang sedang shalat dengan bisikan-bisikan yang menyeret hati orang tersebut dalam kelalaian. Bahkan orang yang sedang mendalami ilmu shalat khusyu’ pun menjadi korbannya. Orang yang sedang mendalami ilmu khusyu’ akan diganggu shalatnya oleh Khanzab dengan membisikkan atau mengingatkan tentang ilmu-ilmu khusyu’ yang sudah dipelajarinya. Sedangkan orang tersebut tidak merasa ini datang dari syaitan. Akibatnya hati orang tersebut larut untuk mengingat dan membahas panjang tentang teori-teori kekhusyu’an yang telah dia pelajari. Sehingga hati lalai menjalankan tugasnya untuk menghayati makna bacaan dan mempersembahkan bacaan ke hadirat Allah SWT.
Untuk memudahkan dalam mengenali kelalaian hati dalam shalat adalah kita cukup mengenali apakah hati kita sedang melakukan persembahan kepada Allah SWT atau hati kita sedang melakukan pembahasan tentang sesuatu. Pembeda antara hati khusyu’ dengan tidak khusyu’ (lalai) adalah Sedang mempersembahkan atau sedang pembahasan. Mempersembahkan berarti khusyu’ dan pembahasan berarti tidak khusyu’ (lalai). Sehingga jika hati sedang mengingat dan membahas teori-teori khusyu’, maka sebenarnya hati sedang lalai.