Saudaraku yang baik hati, setelah memahami bagaimana mentauhidkan Allah SWT, memahami cara wudhu’ Nabi SAW, memahami tuntunan shalat Nabi SAW dan melakukan evaluasi diri serta memahami makna khusyu’ dalam shalat, maka akan dibahas bagaimana cara meraih khusyu’ dalam shalat.

  1. Memaknai Shalat

Memaknai shalat ini sangat penting, sehingga dengan makna shalat yang sebenarnya akan membuat kita tidak berani dan malu melakukan shalat dengan sembarang, asal-asalan, sekedarnya, lalai atau terburu-buru. Allah SWT berfirman:

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Artinya: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tiada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku [QS Thaha: 14].

Dari ayat di atas kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembahNya dan mendirikan shalat untuk mengingatNya. Mari kita cermati makna menyembah dan shalat.

  1. Menyembah

Menyembah adalah mempersembahkan ibadah kepada yang disembah. Semua ibadah yang kita persembahkan kepada Allah SWT adalah dalam rangka menyembah Allah SWT, termasuk ibadah shalat. Oleh sebab itu, jika setiap ibadah yang kita lakukan berpegang pada makna menyembah adalah mempersembahkan ibadah, maka pada saat kita ibadah, kita akan mempersembahkan dengan cara yang terbaik. Karena kita tidak ingin persembahan ibadah kita kepada Allah SWT asal-asalan. Kita akan takut dan malu jika kita mempersembahkan ibadah kita kepada Allah SWT dengan cara sembarang atau asal-asalan. Sehingga kita akan mempersembahkan shalat kepada Allah SWT dengan cara yang paling baik. Karena makna mempersembahkan selalu identik dengan mempersembahkan yang terbaik atau yang terindah.

  1. Shalat

Shalat adalah salah satu cara kaum muslimin menyembah Allah SWT, dan kedudukan shalat merupakan ibadah yang paling utama. Artinya bahwa shalat merupakan cara utama dalam menyembah Allah SWT. Lakukanlah shalat dengan memaknai menyembah Allah SWT. Yaitu mempersembahkan kepada Allah SWT apa-apa yang ada dalam shalat. Apa saja yang ada di dalam shalat ? Jika kita teliti terhadap apa yang ada pada shalat, yang kita persembahkan dalam shalat adalah:

  1. Niat
  2. Gerakan
  3. Bacaan
  4. Harapan

Saudaraku yang baik hati, keempat inilah yang kita persembahkan selama dalam melaksanakan shalat. Jika sedang memasang niat shalat, maka persembahkanlah niat shalat itu murni kepada Allah SWT dengan cara yang terbaik. Jika kita sedang melakukan suatu gerakan shalat, maka persembahkanlah gerakan itu kepada Allah dengan cara yang paling baik (gerakan terbaik dan tidak terburu-buru). Jika kita sedang mengucapkan atau membaca bacaan shalat, maka persembahkanlah ucapan atau bacaan tersebut dengan cara yang paling baik (sesuai tajwid dan tartil atau tidak terburu-buru). Dalam memasang niat, melakukan gerakan shalat dan mengucapkan atau membaca bacaan shalat dilakukan dengan penuh harap agar Allah SWT ridho atau berkenan menerimnya.

  1. Mengingat Allah

Dalam surat Thaha ayat 14 di atas Allah SWT menyatakan “dirikanlah shalat untuk mengingat Allah SWT”. Artinya bahwa dalam shalat tidak boleh lepas dari mengingat Allah SWT(akan dibahas cara agar tidak lepas dari mengingat Allah SWT)

Saudaraku yang baik hati, ketiga kaidah di atas hendaklah dipegang agar kita tidak salah memaknai shalat. Orang awam memaknai shalat sebagai ibadah yang melakukan apa yang ada pada syarat dan rukun shalat. Mulai sekarang lakukanlah shalat dengan makna mempersembahkan niat, gerakan, ucapan dan harapan kepada Allah SWT. Persembahkanlah dengan cara yang terbaik, karena kita sedang mempersembahkan kepada yang memberikan kehidupan dan penguasa pengadilan akhirat.

 

  1. Allah SWT Melihat dan Mendengar Orang Yang Sedang Shalat

Saudaraku yang baik hati, setelah kita memahami bahwa shalat adalah mempersembahkan niat, bacaan, gerakan dan harapan kepada Allah Yang Maha Suci lagi Maha Agung yang kita persembahkan dengan cara yang terbaik. Selanjutnya kita harus menyadari bahwa selama kita mempersembahkan itu semua, dari awal shalat hingga selesai, sesungguhnya Allah SWT dari atasnya Arsy melihat kita yang ada di bumi, apa yang sedang kita persembahkan dan juga mendengar apa yang sedang kita baca dan secara khsusu Allah memperhatikan kita.

Jika boleh diadaikan, seorang peserta festival menyanyi sedang tampil di hadapan para juri yang menilainya. Dari awal peserta itu tampil sampai selesai para juri dengan seksama menilai tampilannya, gerakannya, bahasa tubuhnya, lantunan suaranya, syairnya, keharmonisan suara dengan iringan musiknya. Karena peserta festival tersebut menyadari sedang diperhatikan dan dinilai oleh para juri, maka si peserta festival akan berusaha maksimal untuk mempersembahkan tampilannya, gerakannya, bahasa tubuhnya, lantunan suaranya yang terbaik yang dapat dilakukannya.

Demikian juga halnya dengan orang yang sedang melaksanakan shalat, dari awal shalat sampai selesai, Allah SWT menghadap kepada hamba yang shalat tersebut secara khusus. Nabi SAW bersabda:

قَالَ أَبُو ذَرٍّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ وَهُوَ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْهُ

Artinya: Abu Dzar berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Allah Azza wa Jalla senantiasa menghadap kepada seorang hamba dalam shalatnya selama dia tidak menoleh, apabila ia menoleh, maka Allah pun berpaling darinya [HR Abu Daud]

Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita agar menyembah Allah SWT seolah-olah melihat Allah SWT dan jika kita tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah SWT melihat kita yang sedang shalat. Inilah yang disebut dengan ihsan. Nabi SAW bersabda:

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya: Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? Beliau menjawab, kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa beribadah seolah-olah melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu [HR Nasai]

Allah SWT juga mendengar apa-apa yang dibaca atau diucapkan oleh orang yang sedang melaksanakan shalat.

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Artinya: Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya [HR Bukhari dan Muslim]

Jika para juri menilai penampilan, gerakan, bahasa tubuh, lantunan suara, syair, keharmonisan suara dengan iringan musik dari peserta festival. Sedangkan Allah SWT melihat, mendengar dan menilai orang yang shalat sampai kepada isi hatinya. Firman Allah SWT وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي  (dan dirikanlah shalat untuk mengingat KU). Allah SWT memerintahkan kepada kita agar ketika shalat bukan hanya niat, gerakan dan bacaan dilakukan dengan yang baik, tetapi juga agar selama shalat hati tidak lepas (lalai) dari mengingat Allah SWT.