Saudaraku yang baik hati, setelah kita memahami bahwa shalat adalah mempersembahkan niat, bacaan, gerakan dan harapan kepada Allah Yang Maha Suci lagi Maha Agung yang kita persembahkan dengan cara yang terbaik. Selanjutnya kita harus menyadari bahwa selama kita mempersembahkan itu semua, dari awal shalat hingga selesai, sesungguhnya Allah SWT dari atasnya Arsy melihat kita yang ada di bumi, apa yang sedang kita persembahkan dan juga mendengar apa yang sedang kita baca dan secara khusus Allah SWT memperhatikan kita.

Orang yang sedang melaksanakan shalat, dari awal shalat sampai selesai, Allah SWT menghadap kepada hamba yang shalat tersebut secara khusus. Nabi SAW bersabda:

قَالَ أَبُو ذَرٍّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ مُقْبِلًا عَلَى الْعَبْدِ وَهُوَ فِي صَلَاتِهِ مَا لَمْ يَلْتَفِتْ فَإِذَا الْتَفَتَ انْصَرَفَ عَنْهُ

Artinya: Abu Dzar Al-Ghifari berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Allah Azza wa Jalla senantiasa menghadap kepada seorang hamba dalam shalatnya selama dia tidak menoleh, apabila ia menoleh, maka Allah pun berpaling darinya [HR Abu Daud]

Nabi SAW juga mengajarkan kepada kita agar menyembah Allah SWT seolah-olah melihat Allah SWT dan jika kita tidak melihatnya, maka sesungguhnya Allah SWT melihat kita yang sedang shalat. Inilah yang disebut dengan ihsan. Nabi SAW bersabda:

قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ

Artinya: Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? Beliau menjawab, kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu tidak bisa beribadah seolah-olah melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu [HR Nasai]

Dalam surah Thoha ayat 14 Firman Allah SWT  وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي  (dan dirikanlah shalat untuk mengingat KU). Pada saat kita melaksanakan shalat, Allah SWT melihat hati kita, apakah hati kita sedang mengingat Allah SWT  atau sedang mengingat yang lain.

Di dalam surah Al-A’raf ayat 205 Allah SWT berfirman :

وَاذْكُرْ رَّبَّكَ فِيْ نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَّخِيْفَةً وَّدُوْنَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْاٰصَالِ وَلَا تَكُنْ مِّنَ الْغٰفِلِيْنَ

Artinya : Dan ingatlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai (QS : Al-A’raf ayat 205)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT memerintahkan kepada kita, bahwa dalam berzikir kepada Allah SWT (terutama dalam shalat) harus pakai hati, merendahkan diri dan pakai rasa takut. Sehingga, apabila seseorang sedang melaksanakan shalat, maka Allah SWT akan melihat orang yang sedang shalat tersebut, apakah dia dalam shalat pakai hati, merendahkan diri dan ada rasa takut. Atau sebaliknya, hatinya lalai dan mengingat kepada selain Allah SWT, hatinya tidak tunduk kepada Allah SWT dan pada hatinya tidak ada rasa takut kepada Allah SWT.

Oleh karenanya, Sauadraku yang baik hati, perhatikanlah kekhusukan hati kepada Allah SWT, ketundukan hati kepada Allah SWT dan rasa takut di hati kepada Allah SWT harus tetap dijaga selama melaksanakan shalat.

Allah SWT juga mendengar apa-apa yang dibaca atau diucapkan oleh orang yang sedang melaksanakan shalat.

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

Artinya: Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya [HR Bukhari dan Muslim]

Pada potongan surah Al-A’zab ayat 2024 di atas : وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ (dan dengan tidak mengeraskan suara). Allah SWT memerintahkan agar kita tidak mengeraskan suara. Oleh sebab itu, ketika berzikir (terutama dalam shalat) janganlah mengeraskan suara. Keluarkan suara bacaan yang pakai hati, suara yang menunjukkan kita merendahkan diri di hadapan Allah SWT, serta suara yang menunjukkan adanya rasa takut kepada Allah SWT.

Allah SWT memerintahkan kepada kita, agar ketika shalat bukan hanya niat, gerakan dan bacaan dilakukan dengan yang baik, tetapi juga agar selama shalat hati tidak lepas (lalai) dari mengingat Allah SWT.

Saudaraku yang baik hati, sejauh ini yang harus dipahami bahwa shalat adalah ibadah yang mempersembahkan niat, gerakan, bacaan dan harapan dan dipersembahkan dengan cara yang sebaik-baiknya. Dan selama kita mempersembahkan niat, gerakan, bacaan dan harapan dalam shalat, Allah SWT menghadapkan padanganNya kepada kita, atau memperhatikan kita secara khusus sampai ke isi hati kita. Allah yang berada di atasnya Arsy, memperhatikan persembahan dari kita yang ada di bumi.

Gambar 11. Jutaan Galaksi yang Allah SWT ciptakan

Untuk membuka pemahaman kita betapa Maha Kuasa dan Maha Besarnya Allah SWT. Gambar di atas merupakan gambar yang diambil dari teleskop ruang angkasa The Hubble pada September 2003. Gambar di atas berada pada kejauhan 78 milyar tahun cahaya dari bumi. Sebuah galaksi hanya terlihat sebagai titik. Dari titik-titik tersebut salah satunya adalah galaksi Bima sakti. Galaksi Bima Sakti saja hanya kelihatan seperti titik. Bagaimana bumi, yang karena terlalu kecil hingga tidak kelihatan. Jika bumi saja tidak kelihatan, bagaimana dengan diri kita ? Padahal gambar tersebut masih di wilayah langit dunia. Masih jauh dari Sidratul muntaha, apalagi dengan Arsy tentu masih lebih jauh lagi.

Jika Allah SWT bersemayam di atasnya Arsy, maka begitu jauhnya dan begitu kecilnya diri kita. Namun jika kita shalat, Allah melihat diri kita dari atas Arsy sampai selesai shalat. Sadarilah hal ini pada waktu shalat, sehingga penghambaan diri kepada Allah SWT ketika shalat dengan mempersembahkan niat, gerakan, bacaan dan harapan akan menghadirkan rasa takut, merasa diri hina di hadapan Allah SWT, merasa tidak ada apa-apanya, merasa bahagia karena Allah SWT berkenan melihat diri kita dan ada rasa ingin mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan kasih sayangnya. Allah berfirman :

إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوَىٰ عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan.

Saudaraku yang baik hati, dalam ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT dari atasnya Arsy Allah SWT mengatur segala urusan semua makhluk yang ada di jutaan galaksi setiap saat, setiap detik. Semua urusan makhluk dari yang paling besar sampai yang sekecil-kecilnya di seluruh alam jagat raya ini. Kita bisa berpikir berapa banyak urusan yang Allah urus atas semua makhuk Nya. Namun, ketika kita shalat Allah SWT berkenan melihat dan mendengar secara khusus pada diri kita atas bacaan shalat kita, gerakan shalat kita, isi hati kita dan harapan kita. Bahkan Allah menjawab langsung setiap ayat Al-Fatihah yang kita baca. Allah menghargai apa yang sedang kita persembahkan kepada Nya. Jika Allah SWT sedemikiannya terhadap kita, maka pantaskan kita melakukan shalat dengan tidak sungguh-sungguh sepenuh hati dan sekedarnya saja ?

Setelah kita fahami hal tersebut di atas, maka inilah jalan bagi diri kita untuk mengajak hati kita mau menunduk dan menghinakan diri di hadapan Allah SWT ketika shalat. Bersungguh-sungguh dan banyak-banyaklah berdo’a kepada Allah SWT dengan sepenuh hati agar Allah SWT berkenan memberikan taufik dan hidayah serta inayahNya kepada diri kita.