Keesaaan Rububiyah adalah mengesakan Allah SWT dalam segala perbuatanNya, dengan meyakini bahwa Allah SWT sendiri (tidak ada sekutu bagiNya) yang menciptakan segenap makhluk, Pemberi rezeki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya, Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia yang mengangkat, menurunkan, memuliakan dan menghinakan, serta Mahakuasa atas segala sesuatu.

Berikut adalah dalil-dalil yang menjelaskan Keesaan Rububiyah Allah SWT.

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ ۖ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

Artinya :   Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
[QS Az-Zumar: 62]

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا

Artinya : Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya [QS Hud: 6]

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya : Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.[ QS Ali Imran: 26]

تُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ ۖ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ ۖ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Artinya : Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas) [QS Ali Imran: 27]

Dalil-dalil di atas sudah cukup jelas bagi kita untuk memahami tentang Dia lah Allah SWT yang berbuat dan tidak sekutu bagiNya. Dia lah Allah SWT Tuhan yang menciptakan segenap makhluk, Pemberi rezeki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya, Penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia yang mengangkat, menurunkan, memuliakan dan menghinakan, serta Mahakuasa atas segala sesuatu. Kita wajib menafikan atau menolak pernyataan-pernyataan apapun yang bertentangan dengan Keesaan Rububiyah Allah SWT yang telah dijelaskan di atas.

Sejauh ini kita sudah memahami siapa Allah SWT. Jika ada yang bertanya siapa Allah SWT itu ? Maka kita sudah mampu menjawabnya : Allah SWT adalah Tuhan yang menciptakan segenap makhluk, Pemberi rezeki bagi setiap manusia, binatang dan makhluk lainnya, Penguasa alam dan Pengatur alam semesta, Dia yang menghidupkan dan mematikan, Dia yang mengangkat, menurunkan, memuliakan dan menghinakan, serta Maha Kuasa atas segala sesuatu.  Dan jika ada yang bertanya dimana Allah ? Maka kita sudah mampu menjawabnya : Zat Allah SWT bersemayam atau berada di atasnya Arsy.

Jika kita sudah paham Keesaan Rububiah Allah SWT dan paham dimana Allah SWT, maka pemahaman ini akan membuat shalat kita menjadi lebih baik. Hal ini karena pada saat melakukan shalat, kita sudah meyakini dan menyadari keberadaan Allah SWT serta Keesaan Rububiah Allah SWT. Sehingga akan hadir di dalam hati :

  1. Meyakini bahwa ketika kita yang berada di bumi melakukan shalat, kita dilihat dan diperhatikan oleh Allah SWT dari atasnya Arsy.
  2. Merasa diri kita kecil dan hina di hadapan sang Pencipta yang Maha Suci, Maha Besar, Maha Kuasa dan diri kita berada dalam genggamanNya.
  3. Merasa bersyukur yang amat tinggi karena masih diberi umur sehingga masih bisa mendirikan shalat.
  4. Ingin mempersembahkan gerakan dan bacaan shalat dengan sebaik mungkin sebagai bentuk syukur kepadaNya yang masih memberikan nikmat. Masih mengizinkan mata untuk melihat, mengizinkan telinga untuk mendengar, mengizinkan mulut untuk bicara, mengizinkan kaki untuk melangkah, mengizinkan tangan untuk memegang, mengizinkan Islam dan Iman tetap bersemayam di hati kita.
  5. Hadir rasa takut karena sedang menghadap Sang Penguasa akhirat. Kita takut dengan Dan kita takut kalau amal kita tidak diterima oleh Allah SWT.